Nama
Lain : biji labu merah
Nama
tanaman asal : Cucubita moschata
Keluarga : cucurbitaceae
Zat
berkhasiat utama : minyak
lemak zat yang aktif, pada pengobatan cacing pita belum diisolir, tetapi
mungkin terdapat dalam embrio dan selaput hijaunya
Khasiat : Obat cacing pita, diberikan sebagi emulsa segar
Pemerian : Tidak berbau, rasa
seperti minyak
Bagian
Yang Digunakan : Biji
Penyimpanan : Dalam wadah
tertutup baik
Cara
pengunaan :
* Obat cacing pita :
Sektar 500-800 biji labu merah segar tanpa kulit dijadikan emulsi
kemudian diminum bersama dengan obat pencahar setelah ditambahkan dengan air.
* Biji labu merah dijadikan sebagai kuaci.
Labu
Merah (Cucurbita) mencakup sekelompok tumbuhan merambat anggota suku
labu-labuan (Cucurbitaceae) penghasil buah konsumsi berukuran besar bernama
sama. Tumbuhan ini berasal dari benua Amerika, tetapi sekarang menyebar di
banyak tempat yang memiliki iklim hangat. Labu Merah mencakup beberapa spesies
anggota genus Cucurbita, yaitu :
·
C.argyrosperma
·
C.
maxima
·
C.
moschata
·
C.
pepo
Dalam
beberapa pengertian setempat di Indonesia, labu merah disebut sebagai
"labu" saja, meskipun sebenarnya labu mencakup kelompok tanaman yang
lebih luas, seperti labu air, labu ular, labu siam, dan beligo. Labu merah
dibedakan dari labu lainnya karena buahnya dimakan yang telah masak (biasanya
berwarna jingga), berukuran relatif besar, berbentuk bulat sampai bulat telur
dengan lekukan daun buah yang tampak jelas, dan berkulit keras. Pengertian labu
merah agak bermiripan dengan gabungan pumpkin dan beberapa squash dalam bahasa
Inggris.
Buah
labu merah berwarna orange karena mengandung beta-karotena (salah satu
provitamin A dan juga sebagai antioksidan). Jika dipotong, buah ini mempunyai
penampang yang mirip bintang, berbiji besar dan berwarna coklat atau putih.
Daging buahnya renyah, rasanya manis dan sedikit asam. Daun muda waluh juga
dapat dibuat sebagai sayur. Waluh didatangkan ke Indonesia dari benua Amerika
diperkirakan pada abad ke-19 oleh pemerintah kolonial, meskipun ada kemungkinan
sebelumnya juga sudah diperkenalkan secara perorangan. Jenis yang tumbuh di
Indonesia kebanyakan adalah C. moschata dan C. pepo. Jenis-jenis ini biasanya
dibedakan dari buahnya :
Cucurbita pepo
Buah
C.pepo biasanya relatif kecil dibandingkan dengan lainnya, dengan tangkai buah
agak membesar di bagian perbatasan dengan buah, agak bersudut (berjumlah lima),
dan tidak "tenggelam" ke dalam buah. Warna buahnya dapat hijau atau
kuning, tidak selalu jingga. Zucchini termasuk dalam C. pepo dan baru
diperkenalkan belakangan ke Indonesia, pada tahun 1980-an sebagai sayuran
eksotik. Di Amerika Serikat, C. pepo dianggap sebagai pumpkin sejati.
Cucurbita moschata
Buah
C.moschata berukuran besar, keras kulitnya, cenderung berbentuk lonjong. Daging
buahnya lunak dengan rasa mulai dari tawar sampai manis. Tangkai buah keras,
bersudut, membesar di bagian dekat buah, dan "tenggelam" ke dalam
buah. C.moschata mencakup kebanyakan waluh yang dikenal orang.
Cucurbita maxima
C.
maxima mencakup banyak waluh berukuran besar sampai raksasa. Meskipun demikian,
tumbuhan ini relatif kurang tahan kering dan panas dibandingkan jenis waluh lainnya.
Batangnya lunak dan tangkai buahnya tidak membentuk sudut, tidak membesar di
bagian dekat buah, dan sangat tenggelam.